Batangtoru,
Kawasan Hutan Batang Toru terdiri
dari Blok Barat dan Blok Timur
(Sarulla), secara geografis terletak
antara 98° 53’ - 99° 26’ Bujur Timur dan
02° 03’ - 01° 27’ Lintang Utara. Hutan
alami (primer) di Batang Toru yang tersisa
saat ini diperhitungkan seluas 136.284 ha
dan berada di Blok Barat seluas 81.344 ha
dan di Blok Timur seluas 54.940 ha. Secara
administratif berada di 3 Kabupaten yaitu
Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli
Selatan dengan luas hutan di masing-
masing kabupaten sebagai berikut:
• Kabupaten Tapanuli Utara: Kawasan
hutan Batang Toru yang termasuk kedalam
daerah Tapanuli Utara adalah
seluas 89.236 ha atau 65,5% dari luas
hutan. Air dari hutan Batang Toru diTapanuli Utara mengairi persawahan
luas di lembah Sarulla dan hulunya
dari DAS Sipansihaporas dan Aek Raisan
berada di Tapanuli Utara. Pegunungan
yang paling tinggi di Batang
Toru berada di Tapanuli Utara (DolokSaut 1.802 m dpl).
• Kabupaten Tapanuli Tengah: Hutan
Batang Toru yang termasuk daerah TapanuliTengah adalah seluas 15.492 ha
atau 11,4% dari luas hutan. Kawasan
hutan Batang Toru di Tapanuli Tengahmerupakan daerah tangkapan airbagi PLTA Sipansihaporas.Areal sekitar
Sipansihaporas merupakan hutan ditebing kapur yang sangat indah dengan
banyak air terjun. Hulu DAS Garogadan DAS Tapus berada di Tapanuli Tengah. Kawasan Bukit Anugerah yang sedang
dibangun untuk dijadikan sebagai kawasan ekowisata Tapanuli Tengah, berada di
tepi hutan Batang Toru.
• Kabupaten Tapanuli Selatan: Kawasan hutan Batang Toru yang termasuk ke dalam
daerah Tapanuli Selatan adalah seluas 31.556 ha atau 23,1% dari luas hutan. Air
dari sungai Batang Toru dan Aek Garoga menjadi penting untuk perkebunan luas
yang berada di daerah hilir.
Kondisi Hutan dari SegiTopografi
Keadaan topografi di kawasan hutan Batang Toru sangat curam. Berdasarkan peta
kontur sebagian besar kelerengan berkisar > 40%, dan lebih curam lagi di Blok
Timur Sarulla. Tanah di hutan Batang Toru termasuk yang peka terhadap erosi.
Hutan Batang Toru menjadi areal yang penting untuk mencegah banjir, erosi dan longsor
di daerah Tapanuli ini yang rentan terhadap datangnya bencana alam, termasuk
gempa.
Dengan ketinggian sekitar 400-1.803 m di atas permukaan laut, kawasan
hutanBatang Toru merupakan hutan pegunungan dataran rendah dan dataran
tinggi.Status hutan di Batang Toru saat ini sebagian besar tidak memadai
untuk mewujudkan
pengelolaan jasa lingkungan yang bisa memberikan manfaat keberlanjutan
kepada masyarakat, kabupaten-kabupaten di Tapanuli, dan Propinsi Sumatera
Utara. Status hutan Batang Toru saat ini sekitar 68,7 % Hutan Produksi (93.628 ha),
APL 12,7 % (17.341 ha) dan sebagian Hutan Lindung (Register) atau Suaka Alam
18,6 % (25.315 ha). Saat ini sedang sedang disiapkan usulan perubahan status untuk
menjadikan hutan Batang Toru sebagai hutan lindung oleh kabupaten-kabupaten yang
ada di Tapanuli.
Air merupakan bagian penting bagi
kehidupan manusia. Air dari hutan
Batang Toru sangat penting bagi
masyarakat di sekitarnya untuk perkebunan,
pertanian lahan basah dan untuk keperluan
rumah tangga di 3 Kabupaten tersebut.
Hutan Batang Toru merupakan daerah
tangkapan air untuk 10 sub-DAS. Kawasan
DAS ini masih memiliki tutupan hutan
yang utuh di bagian hulunya dan mempunyai
fungsi penting sebagai penyangga dan
pengatur tata air maupun sebagai pencegah
bencana. Sepuluh sub-DAS (garis biru tebal
di peta) berasal dari Hutan Batang Toru,
yaitu: Sipansihaporas; Aek Raisan; Batang
Toru Ulu; Sarulla Timur; Aek Situmandi;
Batang Toru Ilir (Barat dan Selatan); Aek
Garoga; Aek Tapus; Sungai Pandan. Sub-
DAS yang paling besar terdapat di blok
hutan Batang Toru Sebelah timur, yaitu
Batang Toru timur (atau disebut juga dengan
Aek Namapar/Aek Puli).
DAS Sipansihaporas
PLTA Sipansihaporas sudah beroperasi sejak
tahun 2002 dengan kapasitas 50 MW.
Luas DAS 20.792 ha; Status Hutan Lindung
(Register 13) seluas 10.106 ha, status
Hutan Produksi seluas 8.909 ha, dan status
perkebunan besar seluas 800 ha. DAS Sipansihaporas
yang sudah digunduli seluas
1.680 ha. Luas genangan dam adalah 18.4
ha. Saat ini 1.127 ha dari DAS Sipansihaporas,
yang penutupan lahan hutan primer
di kelerengan yang terjal masih berstatus sebagai
lahan HPT di Tapanuli Tengah.
DAS Aek Garoga
Sisa hutan yang di hulu Aek Garoga sangat
penting sebagai sumber dan penyangga
air untuk seluruh perkebunan, persawahan,
pertanian dan rumah tangga yang tinggal di
Kecamatan Sibabangun dan di Kecamatan
Batang Toru di Tapanuli Selatan. Sisa hutan
primer di hulu DAS Aek Garorga saat ini
sekitar 4.484 ha dengan status HPT.(SUMBER:Yayasan Ekosistem Lestari-Medan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar