Senin, 28 April 2014

4 Orang Nelayan Meninggal Saat Membongkar Ikan Busuk (Ikan Pasifik) di Kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan

           Empat Nelayan di Kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Meninggal dunia pada saat melakukan pembongkaran ikan busuk (ikan pasifik).  Nelayan yang meninggal terjadi akibat human eror (kesalahan manusia) yang melakukan pembongkaran ikan busuk dalam palka KM. Selamat Jadi, Kamis, 24 April 2014.
          Para korban diantaranya Nakhoda Kapal. Informasi diperoleh Sumut Pos (INDOPOS Group) menyebutkan, keempat korban tewas masing-masing diketahui bernama Irian Siregar alias Ian Pirang, 55, warga Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan, Supriadi, 17, warga Blok 14 Pulo Sicanang, Belawan, Rizal, 27, dan Samsul Bahri Saragih, 35, warga Tanjung Balai, Asahan. 
          Sebelumnya berangkat melaut dengan KM Selamat Jadi dari Gudang A Hang di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Gabion Belawan. Di Perairan Brandan Kabupaten Langkat, kapal ikan yang dinakhodai Irian Siregar menurunkan jangkar. Pagi itu sekira pukul 09.30 WIB nakhoda memerintahkan Supriadi, Rizal dan Samsul untuk mengecek dan membuang air dari palka tempat penyimpanan ikan busuk.
“Karena disuruh membuang air di palka ikan busuk, seorang di antara mereka turun, sedang dua orang lagi tetap berada di atas,” duga Usman, seorang nelayan di Gabion Belawan. Belum sempat membuang air limbah ikan busuk di palka, tiba-tiba Supriadi terjatuh tak sadarkan diri. Melihat kejadian itu, Rizal berupaya membantu tapi hal itu justru membuat pria ini mengalami nasib serupa. Samsul, yang bermaksud menolong kedua rekannya juga pingsan.
          “Kemungkinan mereka keracunan akibat bau busuk dari ikan yang ada di palka,” ungkapnya. Mengetahui kejadian para nelayan lainnya langsung membuka penutup kayu palka. Setelah udara dari limbah ikan busuk dikeluarkan, nelayan lain menggunakan penutup hidung secara bergantian mengeluarkan 4 korban yang sudah tak bernyawa dari palka kapal.
       Kasubdit Gakkum Ditpolairdasu, AKBP Sudung Ferdinan Napitu SIK membenarkan kejadian tersebut. ”Jenazahnya sudah dievakuasi ke RSU dr Pirngadi Medan. Saat ini kita masih melakukan identifikasi,” tukasnya. (rul/tom/jpnn)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar